|
Kaktus Mini |
1. Sejarah Kaktus
Kaktus berasal dari kata Yunani kaktos. Artinya, tanaman berduri. Adalah
Linneaus, ahli botani yang membuat klasifikasi tanaman, yang memasukkan
kaktus ke dalam kelompok tumbuhan berduri atau Cactaceae.
Bila merujuk pada sejarah, kaktus telah tumbuh sekitar 100 juta tahun
lalu. Dulu kaktus punya bentuk tubuh yang tinggi. Lalu sekitar 60 juta
tahun kemudian, kaktus dinyatakan punah. Ini terjadi akibat letusan
gunung berapi yang ikut menenggelamkan Benua Amerika, yang notabene
tempatnya bertumbuh.
Usai kegiatan vulkanik gunung berapi itu berhenti, kaktus kembali
tumbuh. Namun kaktus generasi ”anyar” ini tumbuh dengan bentuk yang
lebih pendek dari moyangnya tadi. Kaktus bentuk pendek itulah yang
sering kita jumpai pada masa kini.
Umumnya, kaktus datang dari dataran tandus seperti Amerika Selatan dan
Meksiko. Daerah-daerah itu punya curah hujan rendah dengan frekuensi
yang tak tentu. Perubahan suhu yang ada pun sangat ekstrem. Ada juga
pendapat yang mengatakan bahwa kaktus itu berasal dari Amerika Tengah
dan Selatan, Kanada Utara sampai ke Kepulauan Galapagos, di Pasifik dan
Kepulauan tropis di India Timur dan Karibia.
Wilayah hidup kaktus amat beragam. Dari daerah pantai yang mengarah ke
laut, hutan belantara sampai ke gunung berbalut es macam Pegunungan
Andes. Jadi, bukan hal aneh bila bertemu kaktus pada ketinggian 3000 –
4000 m dpl.
Dari kenyataan tadi, bisa dibilang kaktus termasuk tanaman yang mampu
bertahan di segala medan. Kaktus mudah melakukan penyesuaian dan
bentuk-bentuk adaptasi pada tubuhnya. Contoh adaptasi ini bisa dilihat
dengan jelas. Bila kondisi alamnya tidak sesuai, ukuran daun kaktus akan
mengecil atau malah sama sekali tidak keluar daun. Perakarannya
menyempit dan batang dijadikan tempat penyimpanan air. Saat berada di
daerah yang bersuhu panas dan tanah gersang, kaktus beradaptasi dengan
cara membentuk kulit tubuh yang tebal dan berlapis lilin. Tak
ketinggalan, tumbuh bulu-bulu halus atau duri-duri yang tajam. Fungsinya
jelas, mengurangi pengeluaran air dari tubuh.
Dalam hal penyebaran, burung pemakan buah kaktus dianggap berjasa
menebarkan benih ke segala tempat di belahan dunia. Walau begitu,
manusia tetap diakui sebagai faktor utama dalam menyebarluaskan tanaman
berkeping dua ini. Peran itu bisa dilihat ketika mereka melakukan
perpindahan tempat, kaktus tak pernah tertinggal dalam daftar bawaan.
Contoh paling gampang, proses penyebaran kaktus di negeri sendiri. Di
Indonesia, kaktus masuk lewat tangan-tangan pemerintahan jajahan
Belanda. Bule-bule asal negeri kincir angin itu yang pertama kali dan
membudidayakan bibit kaktus. Mulanya pemerintah Belanda mendatangkan
kaktus jenis duri entong (Cereus Peruvianus) dan kaktus duri gambas
(Opuntia Monocantha) sebagai makanan ternak.
Majunya teknologi pertanian membuka lembaran baru dunia tanaman,
termasuk kaktus. Teknologi mutakhir seperti kultur jaringan menghasilkan
bibit baru dengan mutu prima dan seragam. Silangan antar jenis,
menghasilkan varietas kaktus yang kian beragam. Teknik grafting atau
sambung kaktus lebih mempercantik penampilan. Singkatnya, bagi Anda yang
ingin menanam kaktus kini banyak pilihan jenis dan cara menanam.
2. Cara Menanam dan Perawatan
Memperbanyak Kaktus
Kaktus bisa dikembang-biakkan dengan berbagai cara. Sebagian orang
meperbanyak dengan biji. Walaupun sedikit rumit, cara ini masih tetap
dilakukan. Pertama biji kaktus harus dikeringkan, direndam dalam air
hangat baru disebar dalam media semai yang biasanya berupa pasir halus,
batu bata tumbuk dan tanah kompos. Setelah kaktus berumur setahun dan
mempunyai panjang 4-5 cm, kaktus sudah bisa dipindahkan ke media tanam.
Cara yang paling mudah memperbanyak kaktus dengan setek batang. Jika
dilakukan dengan cara yang benar, steak paling rendah risiko
kegagalannya. Pilih batang kaktus yang tidak terlalu tua atau muda.
Potong dengan pisau tajam sepanjang 6 cm. Biarkan 7 - 10 hari di tempat
yang sejuk agar luka mengering. Proses berikutnya tinggal menanam di
media tanam. Perlu diperhatikan, untuk jenis kaktus bulat atau beruas,
pemotongan sebaiknya dilakukan tepat pada bagian ruasnya. Bekas potongan
pada tanaman induk biasanya akan tumbuh tunas baru yang siap menjadi
bibit setek baru.
Menyambung kaktus/grafting semakin diminati. Teknik ini mempunyai
kelebihan, selain diperoleh bibit tanaman baru, grifting juga
menciptakan dua jenis tanaman dari due kaktus yang berbeda sehingga
mempercantik penampilan.
Pertama, siapkan batang induk/batang bawah, jenis cereus spachianus atau
opuntia ficus indica bisa digunakan karena kuat perakarannya. Proses
sambung kaktus harus cepat dilakukan sebelum bekas potongan mengering
agar menempel sempurna.
Ada banyak cara sambung kaktus, namun metode sambung rata dan sambung
serong paling banyak dilakukan. Prosesnya hampir sama, potong rata atau
serong batang induk dan batang atas dari jenis yang berbeda. Cara cepat
tempelkan dan perkuat dengan tali rafia atau benang. Sambung kaktus
terlihat berhasil jika terjadi pertumbuhan pada batang atas dan tali
pengikat bisa dilepas.
Menanam & Perawatan
Tanaman dari keluarga Cactaceae ini memang unik. Biasa tumbuh subur di
lahan tandus dan kekurangan air. Usianya juga bisa mencapai puluhan
tahun, namun bisa mati dalam sekejap jika salah perawatan.
Singkatnya, menanam dan merawat kaktus perlu ketelatenan karena tanaman
ini sangat rentan terhadap penyakit. Umumnya kaktus menyukai media yang
porus (tidak mengikat air). Gunakan pasir halus, pupuk kandang, tepung
tulang dan sekam dengan perbandingan 20:40:10:30. Setelah diaduk rata,
media ini dikukus atau di sangrai agar mikroorganisme pembusuk mati.
Batang kaktus dilapisi jaringan lilin yang dapat mengurangi penguapan,
kondisi ini menjadikan kaktus mampu menyimpan air dan tahan kekeringan.
Meski begitu, kaktus tetap perlu air untuk bertahan hidup. Penyiraman
sebaiknya dilakukan 3 minggu sekali atau 1 bulan sekali, raba media
tanam, jika sudah kering berarti kaktus harus disiram. Perlu diingat,
air harus ber-pH normal, tidak mengandung garam atau asam yang dapat
menyebabkan kebusukan.
Kaktus sangat suka bermandi cahaya matahari langsung, jika Anda menaruh
kaktus di dalam rumah, keluarkan setiap 1 minggu sekali dan letakkan di
tempat yang terkena matahari langsung selama 2-3 minggu. Kaktus juga
pantang kena air hujan berlebihan.
Agar kaktus tampil prima perlu dilakukan pemupukan 4 bulan sekali. Beri
pupuk tulang atau pupuk ikan dengan P dan Ca tinggi. Jangan memberi
pupuk urea yang dapat mengakibatkan kebusukan.
Bila kaktus sudah terlalu besar atau sebaliknya lambat pertumbuhannya
lakukan pemangkasan akar atau ganti medianya. Hama kaktus umumnya
cendawan jenis phytophthora infestans, kutu wol (dactylopius
tomentosus), kutu lilin (Pseudococcus Longispinus), tungau dan keong
tanah. Lakukan pencegahan dengan penyemprotan fungisida, bakterisida
secara berkala.
3. Jenis dan Manfaat
Jenis Kaktus
Lebih dari 2000 jenis kaktus ada di belahan bumi. Dari 100 an marga,
kaktus dikelompokan menjadi 3 suku : Preskioidea, Opuntodeae, Cereoidea.
Jenis Preskioidea biasanya mempunyai daun dan berduri. Bentuknya bisa berupa pohon semak hingga tinggi 10 meter.
Karakteristik opuntodeae lain lagi, kelompok ini memiliki batang beruas.
Bentuknya bulat telur, pipih, memanjang atau berupa semak. Adakalanya
berdaun namun mudah gugur. Opuntodeae juga memiliki areole yang berduri.
Jenis terakhir, Cereoidea paling banyak dijumpai. Bentuk batangnya
beragam dan sekulen (banyak mengandung air). Sebagian jenis ada yang
menyerupai silinder, beruas, bulat, bahkan memanjang. Jenis ini tidak
memiliki daun dan areolenya ditumbuhi aneka bentuk duri.
Manfaat Kaktus
Jenis kaktus tertentu seperti Hylocereus undatus ternyata dapat berbuah
dan bisa dimakan. Salah satunya buah naga yang bercitarasa manis, asam
dan segar.
Dibalik aroma segarnya buah naga kaya manfaat. Banyak orang percaya buah
ini dapat menurunkan kolesterol dan penyeimbang gula darah. Buah naga
mengandung vitamin C, beta karoten, kalsium, karbohidrat dan tinggi
serat yang dapat memperlancar proses pencernaan dan mampu pengikat zat
karsinogen penyebab kanker.